Para Pendamping Lelaki Sukses : Catatan Cinta Buat Pemimpin (Bagian 2)

  • Whatsapp

Oleh : Inggar Saputra (DPP Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia)

Kisah cinta romantis Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah sangat layak menjadi teladan bagi kita semua, dimana keduanya dipertemukan dari sebuah takdir sejarah yang penuh perjuangan dan air mata. Awalnya Sinta menolak surat Gus Dur, sebab ada trauma dan luka cinta atas masa lalu dimana dirinya pernah dipinang oleh seorang Abdurrahman ketika masih berusia muda yang berujung kegagalan atas rencana pernikahan tersebut. Tetapi rasa simpati mulai tumbuh ketika Gus Dur mengeluhkan masalah dalam kuliah di Kairo akibat terlalu sibuk dalam ikut organisasi, sehingga Sinta berusaha menghiburnya dengan berkata “Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya. Gagal dalam studi, paling tidak berhasil dalam jodoh” (grid.id, 2022) sampai akhirnya keduanya memilih melanjutkan dari aksara menuju jenjang pernikahan. Ketika tahun 1993 keduanya mengalami kecelakaan minibus kemudian dokter memvonis Sinta mengalami kelumpuhan sehingga mengguncang hati Gus Dur, tapi Gus Dur berkata “Nuriyah adalah kekuataan dalam kehidupan saya. Saýa akan mendampingi dirinya menjalani terapi yang lama dan menyakitkan ini” (Barton, 2017) Kesetiaan Gus Dur dibalas Nuriyah, dimana ketika muncul kabar Gus Dur selingkuh dengan wanita lain dijawab Nuriyah “Tanpa Gus Dur selingkuh pun sudah banyak orang yang menawari suaminya untuk kawin lagi dengan alasan untuk ngalap berkah” (Hamid, 2014)

Dalam dunia perpolitikan Indonesia, Megawati dikenal sebagai politisi perempuan lintas zaman yang tangguh dimana dirinya sudah melewati pahit manis dunia politik sejak masa kecil sampai menghadapi intimidasi rezim Orde Baru yang berusaha menghentikan aktivitas politiknya melalui gerakan kudeta sehingga lahir Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di luar urusan politik, romantisme asmara Megawati dan suaminya Taufik Kiemas layak diacungi jempol sebab meski kadang berbeda pandangan politik keduanya masih mampu menyatukan tujuan hingga meninggalnya Taufik. Sebelum berangkat ke kantor, Taufik selalu menyempatkan mencium pipi kanan, pipi kiri dan kening Megawati (Tempo, 2013) Setelah kepergian sang suami, Megawati berinisiatif mendirikan masjid At-Taufiq, sebuah bangunan ibadah umat Islam dengan arsitektur Nusantara yang dibangun berdasarkan konsep Islam Nusantara berkemajuan (Bisnis.com, 2022)

Sebuah ungkapan jujur muncul dari Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) tentang sosok suaminya, “Jemariku menggenggam erat lengan SBY, mataku memandang sosok tinggi gagah di sampingku. Sekarang, aku telah menjadi istrinya. Aku sangat bahagia.” (Antara, 2019). Sebuah perjalanan cinta empat dekade yang unik terjalin dalam hubungan asmara Ani dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jeng Ani demikian panggilan cinta SBY kepada istrinya, menjadi sosok yang rutin mengabadikan aktivitas kenegaraan dan keseharian SBY melalui kegiatan fotografi yang disenanginya. Sebaliknya, SBY selalu setia mendampingi Ani ketika divonis kanker darah sampai meninggal dunia, bahkan SBY ikut aktif menggagas dan mendirikan Museum dan Museum SBY-Ani Pacitan sebagai tanda cinta atas perjalanan karir, asmara dan sekaligus mengenang cinta terbaik dalam kehidupannya.

Siapa yang menyangka pemuda ndeso dengan pakaian dan gaya hidup sederhana yang kelak jadi Presiden Indonesia dua periode itu memilih bersepeda, belajar bersama dan makan bakso sebagai agenda rutin selama masa pacaran. Ya dialah Joko Widodo, biasa disapa Jokowi yang ditanya kenapa menjalin kisah asmara dengan cara demikian, enteng sekali dirinya menjawab “Dulu saya pilih bakso karena cocok buat saya dan murah. Coba kalau dulu saya ajak Iriana makan nasi tumpeng, pasti kekenyangan. Bakso itu kearifan lokal. Bakso kan bulat, tekad bulat kita berdua untuk membangun rumah” (voi, 2021) Ketika ditanya rahasia harmonis rumah tangganya, Jokowi menjawab biasa saja, jalani saja apa adanya mengalir, kemudian Iriana dengan wajah malu ditanya apa yang disukai dari Jokowi, dijawabnya “Bapak diam dan kelihatan pintar” (detik 2018) Pada sebuah kesempatan Jokowi menilai cinta seperti rantai sepeda, “Dalam sepedaan memang beberapa kali rantainya putus. Tapi yang jelas, rantai cinta saya dengan ibu Jokowi tidak pernah putus,”

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment