Misteri Hati, Politik dan Strategi

Oleh: Inggar Saputra (DPP Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia)

Hati itu misteri, sedekat apapun orang denganmu, kita tidak akan pernah tahu apa yang ada dalam hatinya. Agar hati kita tenang, menjauhkan diri dari prasangka buruk adalah pilihan yang tepat. Semakin kita paham akan kenyataan itu sebagai takdir terbaik Allah. Kita akan semakin sadar, bahwa semua yang diputuskan Allah itu akan slalu indah bagi kehidupan kita.

Bayangkan saja, semakin kita secara egois memaksa orang lain ikut pilihan kita, memungkinkan sekali dia akan semakin menjauh. Seperti pula kepada Allah SWT, tugas kita memohon dan meminta apa yang kita inginkan, tapi berhentilah memaksa keinginan kita dikabulkan Allah SWT secepatnya. Jika membudayakan apa maunya kita, ketika kenyataan pahit datang maka hidup terasa sulit, dada makin sesak dan dunia serasa sempit.

Kesulitan menebak hati dan pikiran orang lain juga muncul dalam dunia politik. Anies Baswedan, tokoh perubahan itu mendadak dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam waktu sesingkat-singkatnya. Sudah ditebak, kawan dekat yang merasa tak dilibatkan mengambil keputusan ini seketika ngambek, baper (bawa perasaan) dan segera putuskan keluar koalisi.

Kisah menarik peristiwa politik ini disindir kalangan netizen, “Jalan sama siapa, jadian sama siapa”. Sebuah sindiran halus atas strategi politik khas politisi yang tidak mudah ditebak. Hitungan matematika politik bersekutu dengan kepentingan di balik layar yang tak terlihat oleh publik. Dan mudah diduga, selalu ada prasangka muncul di balik pelanggaran etika politik dari pihak yang meradang karena dikecewakan. Tapi itulah realitas politik, kadang tipis sekali perbedaan antara strategi politik yang sesuai kaidah keilmuan politik dengan nafsu atau ambisi kekuasaan. Semua berpulang kepada satu tujuan utama, bagaimana mencapai dan mempertahankan kekuasaan tersebut.

Satu pesan penting dalam falsafah Jawa dapat menjadi pegangan bagi kita semua termasuk kalangan politisi. Hidup dalam lingkungan politik ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan dan aja aleman. Jangan mudah kagum, biasa saja lah ama pesona politik orang lain, jangan mudah menyesal atas pilihan berpolitik yang sudah diambil, jangan mudah kagetan atas suhu politik yang mudah berubah, jangan manja dan kalau baper boleh tapi segera lah move on. Selamat berdinamika politik, belajarlah tidak mudah kaget atas peristiwa politik dan berhentilah menebak hati manusia karena tak ada yang abadi dalam politik selain kepentingan fragmatis.