Meraih Doktor Harus Melewati Lima Kali Ujian

Oleh: Hamka Mahmud

Read More

Bersyukurlah saat ini jika saudara telah meraih gelar akademik doktor. Berarti saudara telah melewati lima kali ujian. Yaitu ujian kualifikasi proposal disertasi, ujian konprehensif, ujian kualifikasi hasil disertasi, ujian seminar tertutup dan ujian seminar terbuka atau promosi doktor.

Semua itu harus dilewati dengan tatap muka enam sampai tujuh dosen. Lalu isi kepala dikuliti selama dua jam, alibi diuji seorang diri di kursi dan meja panas, serta disanggah argumen narasi tulisan sebab jangan sampai disertasi tak original, diutak atik kata demi kata, dan ketikan kalimat direvisi, dicorang moreng kertas HVS isi disertas. Belum selesai cobaan dengan dites kejiwaan. Rasa kecewa terkadang harus ditelan pahit, dan serangan stres mesti diobati dengan berlapang dada.

Semantara itu, jika saudara belum meraih gelar doktor, akan tetapi punya keinginan untuk memilikinya. Maka siapkan segala hal, luar maupun dalam. Maksud penulis makna dalam yaitu isi rekening dan makna luar yaitu menjual aset berharga. Bahkan tarkadang mengutang kesana kemari.

Karena tidak sedikit yang gagal selesai. Menurut Kopromotor dua penulis. Dr. H. Suf Kasman, M.Ag., MH. “Mahasiswa S3 itu, susah masuk dan susah keluarnya.” Sambil ceritakan teman-temannya saat masih kuliah Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bahwa ada seratus lebih mahasiwa terdaftar dan yang selesai tidak sampai seratus. Bahkan masih ada teman seangkatannya hingga saat ini masih kuliah S3. Mesikipun harus pindah kampus. Pada hal jaraknya sudah lebih 15 tahun yang lalu bersama studi S3.

Hal yang sama dari statement dosen saat kuliah tatap muka di via zoom bernama Dr. M. Ansar Aqil. Bahwa tidak afdal itu kalau seorang mahasiswa S3 tidak diopname baru selesai. Karena tingkat stres pada mahasiwa S3 tinggi. Karena itu harus siap segala-galanya jika ingin selesai studinya. Sebab sakit bisa mendera dan bahkan tak menutup kemungkinan gelar almarhum yang justru datang, bukan gelar doktor.

Keguncangan jiwa dan mental penulis juga alami pada fase perjalanan menyelesaikan studi ini. Terutama menjelang mendaftar ujian seminar hasil. Putri kedua penulis wafat tepat di akhir tahun yaitu Sabtu, 31 Desember 2022. Putri mungil bernama Atifah Muhimmah telah jadi penyemangat selama ini menempuh kuliah S1, S2 hingga S3. Dia pergi untuk selamanya. Inilah ujian goncangan jiwa yang berat baru terjadi. Belum lagi laptop juga matol (mati total) sehingga masih berada saat ini di tempat servis komputer.

Kuliah Doktor Bermodal Tawakal

Bermodalkan tawakal pada Allah mencoba mendaftar mahasiwa Pascasarjana tahun 2021. Diterima sebagai mahasiswa di UIN Alauddin Makassar di konsentrasi Dakwah dan Komunikasi. Tawakal maksud penulis adalah dana kuliah yang disiapkan masih ada di atas langit dan masih tersimpan di dalam parut dan permukaan bumi. Hingga jika butuh dana kuliah maka bumi dibisik lewat sujud agar memantukannya ke langit bisikan tersebut.

Lalu berjalan waktu, penulis menemukan kebenaran dari tulisan Dr. Aswar Hasan kolumnis Koran Fajar. Bahwa ada tiga hal yang Allah jamin rezkinya. Karena itulah jangan ragu melakukannya yaitu seorang yang ingin membangun rumah, sosok yang telah menikah, dan pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan. Ketiganya itu akan ada rezkinya. Maka lakukanlah hal tersebut tampa ragu. Urai tulisan pakar ilmu komunikasi dari Unhas tersebut di rubrik Secangkir Kopi Harian Fajar.

Penulis banyak dapat bantuan, terutama dari Yayasan Hadji Kalla. Alhamdulillah, modal tawakal dan modal bisa menulis dengan kemampuan dapat menuangkan gasan yang ada di kepala dipadukan. Lalu tahap demi tahap dan proses demi proses dapat dilalui agar bisa keluar di kubangan dan arena ujian sebagai mahasiwa calon doktor. Semoga Allah mudahkan terwujud.

In Syaa Allah hari Rabu, 18 Januari 2023 bertempat di lantai satu, R. 1.3 ruangan Pascasarjana UINAM penulis akan diuji oleh enam dosen dan guru besar yaitu: Promotor Prof. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., M.M., Kopromotor ll Dr. H. Suf Kasman, M.Ag., M.H., Kopromotor III Dr. Arifuddin Tike, M. Sos.I., dan juga penguji utama l Prof. H. Hamdan Juhannis, Ph.D., penguji utama ll Prof. Dr. Mustari, S.Ag., M.Pd. dan penguji utama lll Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA.

Untuk mempertanggung jawabkan hasil temuan penelitian disertasi dengan judul: “Strategi Da’i Siber Indonesia POLRI dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros.” Semoga ujian ini berjalan lancar. Setelah itu, masih ada dua lagi ujian yaitu ujian seminar tutup dan ujian seminar terbuka atau promosi doktor.

Ada satu peristiwa yang menarik baru saja penulis alami ketika mengantar SK dan jadwal ujian, serta bundel disertasi. Sosok guru besar dan penguji spontan menadah talapak tangannya ke langit mendoakan sukses jalannya ujian nanti. Dan berucap, “Hasil temuan disertasi Anda ini bisa menjadi rolmodel bagi kepolisian.” Ujar Prof. Dr. Mustafa, M.Pd. sosok guru besar yang kerap dapat undangan dari institusi TNI sebagai pembicara. Seperti ketika bedah buku Jenderal TNI Dudung Abdurahman KASAD.

Satu hal yang membuat penulis semangat menyelesaikan kuliah yaitu judul disertasi sudah sampai dan diketahui oleh Kapolri Jenderal Polisi Sulistiyo Sigit Prabowo. Sebab di Mukmatamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah pada 19 November 2023 penulis serahkan satu bundel jilid disertasi. Sehingga itu pula flayer pada undang ujian kualifikasi hasil disertasi ada logo Polri. Juga penulis telah berkoordinasi dengan Dit Binmas Polda Sulsel tentang hal tersebut.

BESARNYA PAHALA DIRAIH BERBADING LURUS DENGAN BASARNYA UJIAN YANG HARUS DILALUI ITULAH KEADILAN ALLAH

Editor: Tim Media RPI/Budiarto S

Related posts