Lulus Ujian Kualifikasi Hasil Disertasi Da’i Siber Indonesia

Siang itu, cuaca di langit kampus UINAM sejuk dan mendung. Rinai hujan tak turun. Pohan meranti yang rindang tumbuh subur di sela-sela bangunan bertingkat, yang ruangannya jadi kelas mengadu gagasan para mahasiwa dari berbagai penjuru. Dan arena bagi dosen menempa mahasiswa agar jadi insan yang produktif, kompetitif dan inovatif di berbagai bidang. Kampus hijau tersebut, terus Ikut serta memajukan peradaban bangsa Indonesia. Terutama di kawasan timur Indonesia.

Memasuki kampus yang memiliki fasilatas joging track, lapangan sepakbola, masjid Jami Sultan Alauddin yang tidak lama lagi rampung pembangunannya. Berdiri kokoh dan megah menyambut mata siapa saja yang masuk di kampus 2 Samata. Nama universitas diadopsi dari raja ke-14 Gowa yaitu Sultan Alauddin yang diberi gelar I Mengerangi Daeng Manrabbia.

Read More

Tepat di gedung hampir ujung selatan area kampus. Terdapat bangunan bernama Pascasarjana UINAM.Di dalam salah satu ruangannya menjadi saksi di hari Rabu, 18 Januari 2023 pukul 10: 30-13:00 WIT hasil penelitian disertasi diuji di hadapan lima dosen dan guru besar. Yaitu Promotor Prof. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., M.M., Kopromotor 2 Dr. H. Suf Kasman, M.Ag., M.H., Kopromotor 3 Dr. Arifuddin Tike, M.Sos.I.,

Penguji utama 2 Prof. H. Mustari, S.Ag., M.Pd. Penguji utama 3 Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA. Sementara penguji utama 1 yaitu Prof. H. Hamdan Juhannis, Ph.D penulis harus menemuinya khusus di ruang rektorat kampus UINAM.

Siang itu, empat teman kelas penulis di kelas gabungan konsentrasi Dakwah dan Komunikasi, Pendidikan dan Keguruan. Yaitu Muhammad Yusuf, Sadali, Muh Nasir dan Farida jadi penyimak jalannya ujian. Juga ada perta dari mahasiwa jurusan lain. Termasuk keponakan penulis yang kuliah S1 UINAM akuitansi menyaksikan bagaimana pamannya dicecar pertanyaan penguji yang sangat kritis.

Mungkin tujuannnya, sejauh mana penulis telah menguasai isi karya ilmiah tersebut. Di sela-sela kritik konstruktif juga terdapat pujian dari penguji. Sanjungan tersebut seketika mengendorkan urat syaraf dan mendinginkan kepala. Juga ucapan humor dan candaan mengiasi jalannya ujian.

Mungkin Promotor penulis Prof. Dr. H. Abd Rasyid Masri, M.Pd.,M.Si.,M.M., sering menyimak sidang kasus Fredy Sambo di televisi yang alot dan penuh drama. Atau mungkin karena ingin mencairkan suasana sidang ujian kualifikasi hasil disertasi yang sudah melewati 2 jam durasinya. Sehingga Guru Besar ilmu Sosiologi Dakwah UNAIM tersebut berkelakar, “Sidang ini, seperti terasa sidangnya Sambo.” Spontan suara tawa memenuhi isi ruang sidang, karena gurauan tersebut.

Setelah mencairkan suasana. Dosen yang satu kota kelahiran dengan Imam Syamsi Ali yaitu Bulukumba lalu membacakan akumulasi nilai, mengatakan, “sikalipun penilaian dari para penguji bervariasi. Tapi jika diakumulasi semuanya maka saudara Hamka Mahmud dinyatakan lulus ujian kualifikasi hasil disertasi yang berjudul: Strategi Da’i Siber Indonesia POLRI dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros.” Ucap promotor penulis yang karya disertasinya meneliti tentang kelompok An-Nashir di Gowa.

Penasaran dengan nilai variatif yang diraih, lalu ketika ruangan telah kosong. Penulis coba menyimak satu-persatu isi map. Ada tiga penguji memberi nilai A yaitu di atas angka 90, dan ada dua penguji memberi nilai A- yaitu di bawah 90. Kemudian sisa satu nilai yang harus penulis usahakan ada agar komplit, yakni nilai dari penguji utama satu Prof. H. Hamdan Juhannis, Ph.D.

Maka sore itu pula, penulis ke gedung rektorat. Sebelum menemui rektor, terlebih dahulu menemui ajudannya yaitu Ali Akbar, M.Pd.I., itulah SOP bagi mahasiswa yang ingin menemui rektor UINAM. Sosok yang berbadan tegap dan berambut cepak. Tapi sangat ramah bagi para tamu rektor.

Ia kemudian mempersilahkan penulis untuk menyimpan map isian nilai hasil ujian kualifikasi disertasi. Setelah satu jam lebih meninggalkan gedung rektorat dan telah hampir sampai di rumah. Tiba-tiba ada telpon masuk dan berkata, “Sudah ada nilai dari Bapak rektor Pak.” Ucapnya di via telepon, “Beliau berucap, mahasiswa ini tidak usah diragukan untuk di kasi nilai A.” Tuturnya, sambil menirukan ucapan rektor.

Penulis jawab, “In Syaa Allah Pak. Kamis siang saya ke kampus mengambil nilai itu” Jawab penulis. Sebab tak memungkinkan lagi balik ke kampus sore itu. Lelah dan capek masih mendera usai ujian. Lalu keesokan harinya. Yaitu Kamis, 19 Januari 2023. Map isian nilai dari rektor penulis ambil. Ucap syukur Alhamdulillah berkali kali terlontar. Sebab penulis buku Best seller berjudul Melawan Takdir tersebut tidak ragu memberi nilai 93 untuk ujian kualifikasi hasil disertasi tentang DASI (Da’i Siber Indonesia) POLRI.

Tepat Lulus Ujian Kampus Juga Berduka

Seluruh civitas akademika UINAM berduka sebab salah satu mentan rektornya wafat. Yaitu Prof. Dr. H. Andi Rasdiyanah Amir. Meski penulis tak pernah ketemu lansung. Akan tetapi nama besar dari sosok beliau telah lama penulis dengar. Terutama ada buku biografinya yang mengihiasi rak-rak perpustakaan masjid penulis.

Judulnya, “Refleksi 75 Tahun Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah; Meneguhkan Eksistensi Alauddin”, isinya adalah pengakuan kiprah beliau memajukan kampus UINAM. Karena itu, penulis merasa sangat penting menulis kesan dan ucapan duka atas wafatnya ibu mantan rektor universitas Islam terbesar di kawasan timur Indonesia tersebut. Apa lagi penulis in Syaa Allah tak lama lagi akan selesai studi di kampus tersebut.

Berarti jejak amal jariyah Beliau penulis juga telah nikmati. Karena itu, untaian doa atas wafatnya rektor muslimah pertama di universitas kawasan timur Indonesia tersebut. Seraya berdoa semoga Allah menerima seluruh amalnya, melapangkan kuburnya dan mengampuni dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan dikarunikan kesabaran dan ketabahan.

DISERTASI ADALAH MAHAKARYA YANG HARUS LULUS UJI SEGALA-SEGALANYA AGAR TEMUAN ISINYA BERMANFAAT

Editor: Tim Media RPI/Budiarto S

Related posts