Renungan 1 Tahun Sebagai Pelayan Masyrakat

  • Whatsapp

Oleh: *Fajriansyah

“Jangan pernah berbangga diri dan Sombong dengan pakaian yang kita pakai dan jabatan yang dititipkan oleh masyarakat dan Allah SWT, karena semua nya hanya sementara, tapi yang kekal nilai-nilai pengabdian dan pesan – pesan sederhana sebagai Pelayan masyarakat” (RENUNGAN 1 TAHUN SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT PROF. FAJRIANSYAH)

Read More

Tanggal 19 Mei 2020, Hari Pertama memakai pakaian ini.

Pakaian keki salah satu pakaian seragam pegawai di Negara kita Indonesia baik ASN maupun Honorer yang menjadi pakaian dinas harian yang di pakai setiap hari Senin dan Selasa.

Hari ini tanggal 19 Mei 2021 tepat 1 tahun memakai pakaian seragam itu, meskipun dalam satu tahun masih bisa di hitung jari berapa kali di pakai. Dengan memakai pakaian dinas ini salah satu yang menjadi yang menjadi motivasi dan kewajiban bagi orang yang memakainya harus ditanamkan dalam pikirannya bahwa dia adalah PELAYAN MASYARAKAT.

PELAYAN MASYARAKAT dalam arti luas ya, membantu masyarakat menyelesaikan persoalan – persoalan dalam kehidupannya.Dari pengalaman kurang lebih satu tahun menjadi KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN, masyarakat desa secara umum memang sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah desa itu sendiri, mulai dari hal – hal kecil sampai hal yang besar, seperti air ledengnya, administrasi2 dan lain sebagainya. Jadi memang orang yang mau mengabdi sebagai pelayan masyarakat harus punya kepekaaan yang tinggi dan punya kesabaran.

Seperti Opini yang saya kutip dari media Geotimes. Id dengan judul memimpin adalah menderita yang di tulis oleh Muhammad Qhadri yang di publish rabu, 27 November 2019, Leiden is lijden!”. Memimpin adalah Menderita. Begitulah bunyi pepatah kuno Belanda yang dikutip oleh Mohammad Roem dalam karangannya berjudul “Haji Agus Salim, Memimpin adalah Menderita” (Prisma No 8, Agustus 1977).

Roem mengutip pepatah Belanda tersebut bukan tanpa alasan. Namun ada suatu bentuk hubungan kausalitas yang kuat antara kepemimpinan dan penderitaan itu sendiri. Dalam tulisannya Roem mencoba menggambarkan betapa zuhudnya laku hidup seorang Agus Salim.

Bagi Roem kondisi kehidupan Agus Salim di luar dari apa yang dibayangkannya. Sebagai seorang tokoh berpengaruh, hidup berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain sudah jadi kebiasaan. Tak jarang ketika hujan datang atap rumah kontrakan bocor.

Bersama anak-anaknya, Agus Salim menampung air hujan dalam baskom yang kemudian digunakan untuk main kapal-kapalan. Kemelaratan diupayakan tetap dihiasi dengan kegembiraan. Begitulah cara bagi seorang Agus Salim mengajarkan arti kesederhanaan kepada anak-anaknya.

Kisah hidup Agus Salim tersebut terdengar begitu romantik dan nyaris utopis. Kisah Agus Salim tadi terdengar seperti seorang pertapa atau orang suci yang sudah selesai dengan perkara-perkara yang bersifat duniawi. Terdengar seperti kisah dongeng ataupun pewayangan. Namun sayangnya semua kisah tersebut benar adanya.

Dalam konsepnya yang ideal, pemimpin sering kali tampil heroik, berwibawa dan tidak mengenal rasa takut. Pemimpin sering kali digambarkan sebagai juru selamat yang akan menyelamatkan rakyatnya dari kesengsaraan dan penderitaan. Terkadang juga terdengar klenik seperti juga mampu menyembuhkan penyakit.

Mitologi terkait Kesatrio Piningit adalah salah satu kisah kepemimpinan yang dimitoskan Tentu saja imaji yang terbangun dalam angan-angan rakyat bisa saja berbeda-beda, tapi satu kesamaannya yang jelas: semuanya menggambarkan sosok yang sempurna dan hampir adimanusia.

Abraham Maslow dalam bukunya “A Theory of Human Motivation” menjelaskan sebuah teori psikologi yang dikenal sebagai Hierarki Kebutuhan Maslow atau yang sering dikenal sebagai Piramida Maslow.

Dalam teorinya Maslow mencoba menjelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi dapat terpenuhi. Kebutuhan ditingkat terendah adalah kebutuhan fisiologis (phsysiological needs) yakninya merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup manusia secara fisik.
Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan). Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, kebutuhan selanjutnya yang harus terpenuhi ialah kebutuhan akan rasa aman (safety/security needs), Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang (social needs), kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).

Pada perkembangannya, lima peringkat kebutuhan itu diperluas lagi menjadi tujuh peringkat lewat penambahan dua kebutuhan lagi pada B-Needs, yakni kebutuhan estetis (aesthetic needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs) di bawah kebutuhan “aktualisasi diri”. Namun piramida ini belum berakhir.

Di titik puncak Maslow menempatkan posisi yang bersifat transendental. Posisi transendental adalah posisi ketika seseorang telah selesai dengan dirinya sendiri. Telah selesai dengan diri sendiri maksudnya ialah diposisi ini manusia tidak lagi memperhatikan kebutuhan akan kenikmatan badaniah ataupun duniawi dalam memandang hidup. Dia menjelma menjadi seseorang yang mengisi kehidupannnya dengan kebajikan, memberikan pencerahan dan menolong sesama makhluk hidup lainnya bila dilanda suatu persoalan. Dia dipandang seolah sebagai seorang pertapa, avatar ataupun seorang begawan.

Agus Salim mungkin menjadi satu dari sekian tokoh yang dapat menjadi pengecualian dalam keberlakuan teori ini. Teori piramida Maslow seolah tidak mampu menjelaskan “fenomena” yang ada pada diri beliau. Namun laku hidup beliau yang sederhana dan telah merasa cukup pada dunia perlu untuk teladani dan direnungi bersama.

Siap menjadi pemimpin berarti kita telah siap pula untuk menderita. Menderita yang sifatnya fisik maupun batin. Menjadi pemimpin harus siap menerima semua pendapat mulai dari yang baik dan membangun hingga pada pendapat pahit yang hanya bisa disimpan di dalam hati.

Seperti apa yang pernah diucapkan Gus Dur:
Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yg tak mudah, kita bukan tokoh dalam dongeng dan mitos,yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan. kita,yang bukan tokoh mitos, yang punya anak istri dan keluarga, mengenal rasa takut. Tapi bahwa meskipun takut kita jalan terus,dan berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin disitu harga kita ditetapkan.

Jadi dengan memakai pakaian dinas ini artinya kita siap mengabdikan sebagian waktu hidup kita untuk MASYARAKAT sebagai Pelayan, bukan untuk di pertontonkan dan di jadikan berbangga diri.

PAKAIAN DINAS INI BUKAN untuk di jadikan sebagai pakaian yang ingin di perlihatkan, di pertontonkan dan di jadikan untuk berbangga diri di tengah masyarakat tapi untuk melaksankan tugas tanggung jawabnya.

Saya sampaikan kepada seluruh khalayak masyarakat apabila di hari – hari esok kalau Allah SWT menitipkan Umur yang panjang untuk saya, saya menggunakan jabatan ini dan memakai pakaian ini dengan sombong, berbangga diri, mohon diingatkan dan ditegur secara. Karena kadang dengan jabatan, pakaian mewah dan pangkat yang membuat seseorang lupa diri, dan lupa asal usulnya dari mana berasal.

bagi saya hari ini dari mata saya melihat perjalanan kehidupan ini, tidak Ada yang perlu di sombongkan apalagi mau Berbangga diri dengan pakaian yang kita pakai, dengan jabatan yang dititipkan oleh masyarakat dan Allah SWT. Karena kalau Allah SWT sudah berkehendak kita semua manusia tidak Ada apa – apanya popularitas, kekuatan, kesehatan, pangkat, jabatan yang kita jadikan kebanggaan hidup.

Tapi yang perlu di tegaskan dalam kehidupan ini dengan pakaian Dinas yang kita gunakan untuk lebih bermaanfaat kepada sesama dengan mengabdikan sebagian hidup kita sebagai PELAYAN MASYARAKAT dengan harap dan ridah dari ALLAH SWT di hari berkumpulnya kita semua manusia di hadapan Allah SWT untuk di hitung dan di pertanggungjawabkan kehidupan dunia, dapat menjadi pemberat timbangan Amal kebaikan kita. Seperti bunyi salah satu hadis

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad,ath-Thabrani,ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)”

Maka dari itu diakhir tulisan saya, saya mengajak kepada seluruh khalayak masyarakat untuk terus menyebarkan manfaat selagi masih diberi kesempatan oleh Allah SWT. Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada kita.[]

Penulis Merupakan Ketua DPD RPI Sinjai dan Alumni Universitas Hasanuddin Makassar

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

751 comments

  1. Definitive journal of drugs and therapeutics. Everything information about medication.

    https://propeciaf.store/ can i buy generic propecia no prescription
    Everything information about medication. Learn about the side effects, dosages, and interactions.

  2. After reading your article, it reminded me of some things about gate io that I studied before. The content is similar to yours, but your thinking is very special, which gave me a different idea. Thank you. But I still have some questions I want to ask you, I will always pay attention. Thanks.

  3. I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

  4. Concerns have been raised about the potential for stromectol to be used inappropriately or without proper medical supervision, particularly in regions where it is available over-the-counter. stromectol 3mg comprime Misuse of the medication can lead to adverse effects and contribute to the development of drug resistance, underscoring the importance of responsible prescribing practices.