Pandemi Datang, RPI Lahir

Rumah Produktif Indonesia yang kini telah menjadi perkumpulan resmi disahkan Kemenkumham dan memiliki 34 perwakilan se-Indonesia, 12 luar negeri, dan 28 bidang di tingkat DPP, lahir di saat pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia. Kehadiran RPI menjadi kolaborasi jenis baru dari orang Indonesia di tengah ketidakpastian pandemi serta adaptasi baru yang tengah diimplementasikan pemerintah.

Kehadiran RPI menjadi wadah bagi sharing pengetahuan dan jaringan. Sekian banyak orang bergabung dan bersinergi dengan lainnya yang kemudian melahirkan berbagai program strategis. Dari situ, jaringan personal dan komunal juga bertambah. Ada banyak yang setelah terhubung kemudian membuat kegiatan baru, atau setidaknya mendapatkan teman diskusi yang baru.

Read More

Selain itu, kehadiran RPI juga bermakna bagi perjuangan kita untuk membawa Indonesia sebagai bangsa besar dengan manusia-manusia produktif. Perjuangan RPI tidak sekedar bermakna untuk produktivitas pribadi anggotanya, tapi lebih dari itu adalah sebagai gerakan dari sekian banyak gerakan anak bangsa untuk membawa bangsa ini menjadi besar di tingkat regional dan global. Singkat kata, menjadi besar haruslah dibarengi dengan kualitas manusia Indonesia yang produktif di bidangnya masing-masing.

Penerima manfaat dari kehadiran RPI setahun terakhir lebih 5000 orang yang dihitung dari peserta yang hadir dalam rangkaian webinar, diskusi, sharing informal, dan sebagainya. Jangkauan kebermanfaatan ini menunjukkan bahwa di RPI orang-orangnya senang berbagi, senang menguatkan, dan senang gotong royong untuk membantu sesama.

Kolaborasi dengan organisasi juga dilakukan secara luas. RPI menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai kampus seperti UI, Unhas, Unkhair, Leiden, dan berbagai instansi pemerintah, serta komunitas. Kolaborasi itu dipahami sebagai bagian dari upaya mengamalkan sila ketiga Pancasila: “Persatuan Indonesia”, yang berita acara kegiatan semaksimal mungkin diposting di kanal medsos: Twitter @rpi2020, FB & IG Rumah Produktif Indonesia, Youtube RPI Official.

Peserta yang hadir dalam kegiatan RPI pun beragam, mulai dari diplomat Amerika, pejabat pemerintahan di Indonesia, dosen, guru, pengusaha, penulis, mahasiswa, siswa, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Ada banyak kategori sosial yang hadir di dalamnya, bahkan grup RPI Sedunia juga terus bertambah seiring dengan aktivitas RPI yang semakin beragam–sesuai minat anggota dan bidang. Juga, RPI terlibat aktif membantu saudara sebangsa dan setanah air yang kesulitan seperti di Sulbar, Kalsel, Sulut, dan Malut.

Anggota RPI juga terlihat menunjukkan produktivitasnya. RPI Sumbar dan RPI Lampung telah menerbitkan buku; Sumbar 1, Lampung 2. Beberapa anggota juga menerbitkan buku pribadi pertamanya, seperti Maghdalena, Khalil Nurul Islam, Widya Rizky Pratiwi, dan lainnya. Bidang Parenting DPP juga menerbitkan ‘Tabula Rasa’, cerita-cerita inspiratif yang dikoordinatori oleh S. Laras Wulan, dan salah satu penulisnya adalah seorang professor. Buku “Produktif di Masa Pandemi” juga telah terbit lewat Dr. Sumarto Pohan.

Sejauh ini, RPI sebagai organisasi baru lebih fokus pada penguatan kapasitas pengetahuan (knowledge) dan jaringan (networking). Diharapkan juga RPI turut memberi andil dalam penguatan kapasitas keuangan (financial) anggota agar berdaya dan berkontribusi secara luas. []

Related posts