
Oleh : Inggar Saputra
Ragu – ragu, Mundur. Kalimat tegas itu terpampang di salah satu sudut ruangan dinas pendidikan Manokwari Selatan. Sebuah kalimat “sakti” yang menggambarkan mentalitas dan karakter masyarakat Papua Barat. Jika mau mendayung dan menyelami hidup sebagai pendidik, sekalian maju atau merasa gagal, mundur saja.
Pagi ini, Selasa, 12 September 2023 kami disambut baik dan diapresiasi positif kegiatan Kampanye Sekolah Sehat oleh Bapak Frans Demhi (Kepala Bidang SD dan SMP Dinas Pendidikan Manokwari Selatan). Dalam pertemuan singkat, dibahas sejauhmana pentingnya sekolah sehat dengan berbasis tiga sehat yaitu sehat fisik, sehat gizi dan sehat imunisasi.
Setelah itu, kami disambut Kepala Dinas Pendidikan Manokwari Selatan, Agus Mandacan yang mengapresiasi baik dan memberikan penekanan pentingnya keberlangsungan program ini agar tercipta masyarakat sekolah yang sehat. Selain itu, sekolah diharapkan menyukseskan program dari pusat agar pendidikan di Manokwari Selatan semakin maju dan berkembang pesat.
Dinas Pendidikan juga menyarankan kegiatan sosialisasi dan penguatan dilaksanakan hari Jumat, 15 September 2023 bertempat di SD N 30 Rasinki. Kegiatan direncanakan menghadirkan narasumber kompeten dari perwakilan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Yayasan Ismailiyah Biroyatul Huda, tim fasilitator dan 30 sekolah sasaran.
Pada kesempatan lain, kami bersilaturahmi dengan mengunjungi dinas kesehatan Manokwari Selatan, disambut Ibu Mimi Inden selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Manokwari Selatan. Dukungan nyata diberikan untuk kegiatan ini dengan bersedia mengirimkan perwakilan Dinas Kesehatan untuk jadi narasumber kegiatan diskusi Kampanye Sekolah Sehat.
Selesai itu, kami berkunjung ke Puskesmas Rasinki terkait kegiatan imunisasi yang dilaksanakan dalam waktu dekat dengan sekolah di wilayah tersebut. Kepala Puskesmas Rasinki, Mery Iba menyatakan dukungan dengan menerjunkan timnya dalam kegiatan itu, serta menyiapkan penerjemah mengingat masyarakat di wilayah tersebut biasa menggunakan bahasa Sou dan Hatam sebagai bahasa lokal di daerah ini.
Persoalan sehat fisik di Papua berkaitan dengan kesegaran jasmani melalui permainan olahraga tradisional sebagai bentuk aktivitas fisik siswa. Berbagai permainan olahraga tradisional seperti Sepit-sepitan, Congklak, Engklek, Bola Bekel, Deduplak, dan Bakiak dibutuhkan siswa di sekolah. Unsur permainan mampu menghubungkan edukasi, hiburan dan nilai kearifan lokal (persaudaraan, kebersamaan, dan kebhinekaan). Sehingga penting mendidik siswa mendapatkan pemahaman sejak dini akan kearifan sosial budaya setempat di tengah gencarnya teknologi yang berkembang pesat.
Sehat Gizi merupakan usaha negara dalam memberikan edukasi pentingnya gizi seimbang melalui kebiasaan minum air putih dan makanan sehat. Siswa juga diarahkan dan diajarkan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji, makanan dan minuman berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, garam, dan lemak. Sehat Gizi dibutuhkan mengingat Provinsi Papua Barat adalah salah satu daerah yang memassifkan percepatan pencegahan anak yang menderita gagal tumbuh kembang akibat kurang gizi kronis (stunting)
Pada sehat imunisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan yaitu pemetaan status imunisasi, pemberian rekomendasi, dan pelaksanaan imunisasi dasar lengkap bagi usia sekolah. Saat pertemuan bersama dinas kesehatan persoalan imunisasi menjadi pembahasan menarik karena muncul penolakan terhadap imunisasi akibat maraknya pemberitaan hoaks covid-19, adanya warga dan tokoh masyarakat yang meninggal akibat covid-19 dan mispersepsi di masyarakat yang menyamakan imunisasi dengan vaksinasi covid-19 sehingga menimbulkan trauma akan jarum suntik.
Konsep sehat fisik, gizi dan imunisasi di Papua sangat berhubungan dimana membudayakan kebiasaan bermain dan olahraga dapat menjadi satu melalui permainan olahraga tradisional yang menghibur dan menyenangkan khususnya pada anak Sekolah Dasar. Sedangkan makanan yang sehat dan budaya minum air putih pada kampanya sehat gizi akan mampu mempengaruhi konsentrasi siswa dalam belajar karena proses belajar mengajar ikut dipengaruhi asupan makanan yang masuk ke tubuh siswa. Tak kalah penting imunisasi dalam mencegah penyakit Tetanus, Difteri, Campak, Rubela dan Kanker leher rahim yang dapat menyebabkan disabilitas dan kematian, apalagi sekarang masuk Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Dengan realitas yang ada, tentu perhatian pemerintah untuk mendayung dunia pendidikan agar bergerak maju merupakan bentuk komitmen negara dalam melayani anak bangsa sekaligus menjalankan amanat konstitusi untuk mencerdaskan (fisik, gizi dan imunisasi) kehidupan (anak) bangsa (Indonesia).
Rasinki, Manokwari Selatan, Selasa, 12 September 2023