Bertabur Berkah Selama Kuliah S3 Di UINAM (Sesi 2)

Ketika penulis tamat S2 di UIM Al-Gazali bertepatan merebaknya wabah Covid-19. Hal ini menjadi sebab kampus almamater penulis melakukan lockdown atau isolasi. Dikarenakan waktu itu ada dosen atau stap kampus yang terpapar covid. Sementara sebagian berkas persyaratan mendaftar mahasiswa S3 non reguler sudah dipenuhi.

Sisa lampiran fotocopy ijazah S2. Ini wajib ada, akan tetapi waktu itu tidak memungkinkan dikerenakan tidak terbuka pelayanan. Strategi yang lakukan untuk meyakinkan pihak stap Pascasarjana UINAM yakni memperlihatkan tesis saat penyerahan berkas.

Read More

“Mana fotocopy ijazah S2nya Pak?” Tanya stap tersebut. “Mohon maaf lagi lockdown kampus saya saat ini bu. Jadi tidak bisa mengurus ijazah” Jawab penulis. “Bagaimana bisa anda dipercaya telah selesai S2 jika tak ada lampiran ijazah?” Ketusnya dengan kritis. Kemudian penulis perlihatkan satu ekslampar naskah tesis yang telah dijilid rapi. Ia lalu membuka-buka isinya.

Di dalamnya terdapat pengesahan empat sosok dosen dan pejabat UIM. Yakni Direktur Pascasarjana, Dr. H. Abd Rahim Sanjata, MA., yang merangkap penguji berpasangan Dr. H. Arfah Sidik, MA. Pembimbing 1 Prof. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., dan pembimbing 2 Dr. H. Zainuddin Hamka, M.Ag. Ketika ia melihat pengesahan itu, seketika berucap, “Ini saja lembaran pengesahan di tesis yang di fotocopy, kemudian lampirkan di berkas.” Tutur arahan stap Pascasarjana tersebut.

Faktor ketiga, penulis lanjut S3 dan tak jeda adalah dikarenakan ilmu tentang teori-teori penelitian masih fresh di ingatan. Sehingga menurut sebagai penuntut ilmu, sebaiknya hal tersebut terus diasah dengan lanjut kuliah ke jenjang berikutnya. Sebab jika istirahat, maka butuh waktu dan proses mengingat-ingat kembali teori tentang penelitian karya ilmiah. Olehnya itulah, hanya butuh satu bulan lebih penulis jeda status mahasiswa S2. Kemudian melanjutkan mendapat kartu tanda mahasiswa S3.

Berkah-Berkah Yang Diraih Saat Kuliah Semester Pertama:

Berkah kerap didefinisikan yaitu menetap atau bertambahnya suatu kebaikan. Karena itu, penulis akan urai dan rinci berkah yang diraih ketika di semester satu hingga akhir. Bahkan ajaibnya hingga 25 hari sebelum status alumni UINAM diraih. Masih mengalir berkah yaitu dapat kiriman uang dari Presiden RI Joko Widodo yaitu cair dana 50 juta pada tangga 16 Januari 2024.

Perkuliahan perdana dibuka oleh Rektor UINAM Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D., berlangsung lewat zoom pada 27 Februari 2021. Kuliah awal tersebut diikuti seluruh jenjang mahasiswa yang diterima tahun tersebut. Karenakan diawali kuliah via daring dan penulis pilih mahasiswa non reguler, sehingga semua perkuliahan tatap mukanya lewat zoom meeting. Sehingga ada istilah populer, “sarjana covid atau doktor covid”. Bahkan waktu itu, banyak mahasiswa S3 yang ujian promosi doktornya di ruang siber.

Promotor dan penguji disertasi serta penonton ujian semuanya dikumpulkan melalui satu media bernama dunia maya atau ranah siber. Platfrom pertemuannya yakni biasanya menggunakan aplikasi zoom meeting atau terkadang pakai google meeting. Penulis sempat ikut dan menyimak ujian promosi beberapa mahasiswa senior menggunakan media siber tersebut. Kelihatannya seru dan juga semarak, meskipun tidak tatap muka langsung.

Berkah pertama, diberitakan oleh majalah Tempo. Kebaikan biasanya datang atau diraih, beririsan dengan adanya aktifitas yang dikerjakan. Karena itu, jangan ragu lakukan kebaikan setiap saat. Termasuk kebaikan menempuh perkuliahan dan hal baik lainnya. Sebab hal itu memiliki efek karambol dan domino.

Waktu itu, penulis tidak menyangka ditelpon seseorang. Ia mengaku jurnalis dari majalah terkemuka dan terbesar di Indonesia yakni Tempo. Meminta untuk wawancara terkait aktivitas penulis sebagai aktivis yang aktif berdakwah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Narkotika Kabupaten Gowa.

Majalahnya sedang membuat liputan khusus Ramadhan yang akan terbit pada edisi Idul Fitri 1442 Hijriyah waktu itu. Ia ingin meliput kegiatan beberapa Lapas dan Rutan di Indonesia yang menggunakan metode pendekatan nilai-nilai agama dalam membina warganya. Wartawan tersebut mendapat rekomendasi tentang penulis untuk diwawancara dari pihak pegawai Kementerian Hukum dan Ham.

Ia juga meminta kepada penulis data mantan napi yang telah hijrah dan kembali diterima masyarakat. Maka kemudian penulis berikan informasi beberapa sosok mantan jamaah pengajian penulis di masjid Al-Ichsan Lapas Narkotika yang Allah angkat derajatnya. Sebab menjadi imam di suatu masjid besar di Sulawesi Selatan.

Tidak menyangka, beberapa lama kemudian. Setelah terbit majalah tersebut. Penulis mendapatkan efek sangat positif atau berkah. Sebab tiba-tiba ada perwakilan seorang karyawan NGO yang memiliki reputasi tinggi, ingin bertemu. Ia menawari kerja sama salah satu program. Ajaibnya ia akan turut serta membantu biaya perkuliahan penulis.

Kisahnya berlanjut ke sesi 3.

Editor: Tim Media RPI

Related posts